Daging adalah satu makanan paling berbahaya yang kita makan, bahkan lebih berbahaya daripada gula atau garam. Daging merupakan penyumbang terbesar kepada hampir semua jenis penyakit degeneratif yang dapat melumpuhkan kesehatan atau memperpendek usia kita, mulai dari rapuh tulang, kencing manis dan penyakit jantung hingga system kekebalan tubuh melemah yang membuka peluang untuk dihantam dampak penyakit mematikan misalnya kanker dan bahkan AIDS!
Asosiasi Konsumen Penang (CAP) menelusuri lebih dari 50 efek negatif memakan daging yang merupakan alasan utama mengapa semakin banyak ilmuwan menamakan daging sebagai MAKANAN BERACUN.
KANKER
Penelitian yang melibatkan 50.000 kaum sayuran (Kristen Advent) mengungkapkan penemuan yang mengguncangkan dunia penelitian kanker. Nampak jelas bahwa kelompok ini memiliki kadar semua jenis yang sangat rendah, dan rentang hidup yang jauh lebih panjang.
Penelitian terhadap suku Mormon California juga menunjukkan 50% lebih sedikit kasus kanker dibandingkan penduduk lainya. Suku ini memiliki kebiasaan sangat sedikit mengkonsumsi daging.
Mengapa pemakan daging lebih banyak terserang kanker? Mungkin salah satunya adalah daging yang telah berumur beberapa hari sudah berubah warna menjadi hijau keabuan. Industri daging mencoba menutupinya menambahkan nitrit, nitrat dan bahan kimia pegawet lainnya. Zat pengawet ini membuat daging Nampak merah segar, namun penelitian berulang kali membuktikan banyak di antaranya mengandung sel kanker (karsinogen).
Ilmuwan Inggris dan Amerika menemukan perbedaan mencolok antara bakteri dalam usus pemakan daging dan kaum vegetarian. Bakteri dalam usus pemakan daging bereaksi dengan getah pencernaan sehingga dapat mengakibatkan kanker. Hal ini merupakan petunuk mengapa kanker usus sangat lazim di daerah yang konsumsi dagingnya tinggi (Amerika Utara dan Eropa Barat), namun sangat jarang ditemukan di negara vegetarian seperti India. Di AS misalnya, kanker usus menduduki peringkat kedua penyakit kanker, hanya dibawah kanker paru. Orang Skotlandia yang memakan 20% lebih banyak daging sapi daripada orang Inggris, merupakan salah satu pengidap kanker usus tertinggi di dunia.
Daging & Kanker – Hubungan Yang Tersembunyi
Di dalam hanya 1kg steak terdapat zat benzopyrene (karsinogen yang sangat kuat) setara dengan 600 batang rokok.
Ilmuwan di Lawrence Livermore National Laboratory mengadakan penelitian selama 5 tahun terhadap ribuan kilogram hamburger untuk melihat senyawa racun apa saja yang terbentuk dalam daging yang dimasak terlalu lama. Ternyata mereka menemukan sedikitnya ada 8 (delapan) jenis bahan kimia yang berkaitan dengan kanker dan kerusakan kromosom. Seorang peneliti senior mengatakan, “Anda takkan memperoleh struktur seperti saat ini saat memasak tahu.”
Nitrit yang terdapat dalam daging dapat bereaksidengan senyawa lain dalam tubuh kita sehingga membentuk nitrosamine, yang juga merupakan zat pemicu kanker.
PENYAKIT JANTUNG
Kolesterol dalam daging hewan tidak mudah dipecahkan dalam tubuh manusia sehingga melapasi dinding pembuluh darah. Semakin lama menumpuk, terbentuklah plak, sejenis jaringan lemak yang melekat pada lubang arteri sehingga menghambat aliran darah. Kondisi berbahaya ini dinamakan atherosklerosis, yang sangat membebani jantung karena jantung harus memompa semakin kuat untuk mengirim darah melalui pembuluh yang tersumbat dan terhalang. Akibatnya adalah tekanan darah tinggi, stroke dan serangan jantung.
Selama perang Korea, hasil otopsi 200 jenasah tentara Amerika rata-rata berusia 22 tahun menunjukkan hampir 80% mengalami pengerasan pembuluh darah yang tersumbat akibat mengkonsumsi daging.
DARAH TINGGI
Penyakit darah tinggi hampir selalu dibarengi oleh kolesterol darah yang tinggi. Dalam suatu penelitian yang diterbitkan Jurnal Epidemilogi Amerika, kaum vegetarian didapati memiliki tekanan darah yang ‘jauh lebih rendah’ daripada pemakan daging, bahkan setelah memperhitungkan rendahnya konsumsi garam, alkhol, tembakau, teh dan kopi oleh kaum sayurawan. Peneliti tersebut menyimpulkan perbedaan tingkat tekanan darah mereka diakibatkan konsumsi protein dan lemak hewani.
Hipertensi juga lazim dihubungkan dengan konsumsi garam yang terlalu tinggi. Namun apa yang kurang diketahui adalah atheroklosis (yang disebabkan makan terlalu banyak daging) juga memberikan andil terhadap penyakit ini.
Garam meningkatkan tekanan darah dengan menyedot air ke dalam darah sehingga menaikkan tekanan pada dinding arteri. Pada atherosklerosis, senyawa yang menyumbat pembuluh darah kita mempersempit saluran yang dilalui darah, sehingga meningkatkan resistensi yang menghambat aliran darah. Dengan demikian tekanan darah akan naik.
OBESITAS
Daging memiliki kandungan kalori yang tinggi. Fakta menunjukkan, beberapa jenis daging bahkan mengandung lebih banyak kalori daripada makanan kaya karbohidrat seperti nasi, kentang dan roti. Meskipun demikian, industri daging dan susu telah menghabiskan jutaan dollar dalam rangka mempromosikan kepercayaan bahwa gula merupakan “tersangka utama” kelebihan berat tubuh.
Menurut hasil penelitian Departemen Pertanian AS, daging babi kukus asin mengandung 6 kalori per gram (C/g), steak ‘T-bone’ 4,7C/g, hamburger 2,9C/g, sedangkan jumlah beras merah yang sama hanya mengandung 1,2C/g, spaghetti 1,1C/g, dan ubi 1C/g. Kandungan kalori sayuran jauh lebih kecil lagi. Untuk berat yang sama, wortel mengandung 0,4C/g dan labu 0,3C/g.
Bukti bahwa daging dapat menggemukkan telah ditunjukkan dalam ribuan penelitian terpisah. Mengkonsumsi terlalu banyak makanan sarat kalori seperti daging dapat menyebabkan kelebihan lemak tubuh, yang dikenal dengan istilah OBESITAS.
Orang yang gemuk memiliki resiko lebih tinggi terkena penyakit jantung, kencing manis, kelainan hati, penyakit kantong empedu, kanker, arthritis, dan hampir semua penyakit degenerative lain yang menjangkiti manusia modern. Remaja gemuk memiliki harapan hidup 15 tahun lebih pendek daripada remaja dengan berat tubuh normal. Persentase kematian bayi juga lebih tinggi jika dilahirkan ibunya yang gemuk.
BATU EMPEDU
Terdapat bukti yang mengaitkan terbentuknya batu empedu dengan makan kaya daging dan rendah serat. Batu empedu terutama terbentuk dari kolesterol yang mengeras dalam kantong empedu dan dapat menetap di sana bertahun lamanya.Batu empedu dapat menyebabkan infeksi dan radang kantong empedu, mulas, radang selaput perut, ganggren kantong empedu dan penyakit kuning. Terbentuknya batu empedu kemungkinan besar berhubungan erat dengan metabolisme. Hati memproduksi empedu, suatu senyawa yang berkadar kolesterol tinggi (yang berarti”empedu keras” dalam bahasa Yunani), dan disimpan di kantong empedu.
Apabila kadar kolesterol terlalu tinggi sehingga tak dapat dilarutkan lagi, terbentuklah batu empedu. Orang yang terlalu gemuk memiliki resiko lebih tinggi mempunyai batu empedu. Orang Asia dan Afrika di pedesaan yang secara tradisional mengkonsumsi makanan rendah lemak, rendah kolesterol dan berserat tinggi, hjampir tidak pernah mengidap batu empedu. Terlebih lagi, hanya manusia dan hewan peliharaan yang mengidap batu empedu, sedangkan binatang buas tidak mengalaminya. Fakta ini mengisyratkan bahwa masalah batu empedu cenderung berkaitan dengan gaya hidup modern ala barat.
Penelitian yang dilaksanakan di Oxford (laporan jurnal kedokteran inggris, 1985) membandingkan dua kelompok wanita yang menguji apakah pola makan mereka ada pengaruhnya terhadap insiden batu empedu.
Kelompok 1 terdiri dari 632 wanita yang dipilih secara acak dan mengkonsumsi daging. Kelompok lainnya terdiri dari 130 wanita yang tidak mengkonsumsi daging dan mengkonsumsi makanan yang secara alami berserat lebih tinggi. Semua wanita kemudian diperiksa kesehatannya menggunakan tehnik pendeteksian ultrasound, khususnya untuk menemukan batu empedu.
Para peneliti menemukan bahwa kaum pemakan daging memiliki kecenderungan 21/2 kali lebih besar menderita pembentukan batu empedu daripada kelompok yang bersayurawan. Para ilmuwan lantas menyimpulkan bahwa pola makan tinggi serat dan rendah lemak kelompok wanita yang bervegetarian memberikan perlindungan.
PENYAKIT GINJAL
Di antara zat buangan paling terkenal yang menumpuk dalam tubuh pemakan daging adalah urea dan asam urat (senyawa nitrogen). Steak sapi, misalnya mengandung 14 gram asam urat tiap 450 gramnya. Suatu penelitian menunjukkan bahwa ginjal pemakan daging harus bekerja 3 kali lebih keras untuk menetralisir senyawa nitrogen beracun daripada ginjal seorang vegetarian.
Beban ekstra tidak akan merupakan masalah ketika kita masih muda, namun saat ginjal menua dan aus lebih dini seharusnya, hanya tidak mampu lagi melakukan tugasnya dengan efisien sehingga akibatnya sering terjadi penyakit ginjal.
Pemakan daging juga memiliki resiko menderita pedihnya batu ginjal. Apabila air seni mengandung banyak kalsium, Kristal kalsium akan terbentuk dalam system pembuangan air seni. Dari kristal inilah akan terbentuk semakin banyak batu ginjal.
ARTHRITIS, ASAM URAT DAN REMATIK
Asam urat yang tidak dapat dikeluarkan tubuh disimpan di seluruh tubuh kita. Di sini ia diserap otot bagaikan sepon menyerap air. Kemudian terjadi pengerasan dan terbentuklah kristal. Apabila keadaan ini terjadi pada sendi, akibatnya adalah arthritis, asam urat dan rematik yang ketinganya memiliki gejala perih sendi.
Penelitian terhadap 800 orang masyarakat kulit hitam Afrika Selatan yang tidak mengkonsumsi daging maupun susu, tidak satupun kasus arthiritis rheumatoid ditemukan.
Asam urat (gout) terjadi karena asam urat dalam tubuh kita membentuk kristal seperti jarum yang tertanam pada persendian, yang menjadi pedih dan bengkak.
Pada masa perang Dunia ke 2 dimana para penderita asam urat di Negara-negara jajahan Eropa terpaksa mengkonsumsi lebih sedikit daging dan produk susu, kasus arthritis yang dipicu asam urat merosot drastis.
NEURITIS DAN SKIATICA
Asam urat yang menumpuk di syaraf akan memicu neuritis (radang syaraf) dan sciatica (keperihan luar biasa dipaha dan pinggul). Banyak dokter modern yang menganjurkan pasien penderita penyakit yang bertalian dengan asam urat untuk menghentikan konsumsi daging sama sekali atau mengurangi hingga jumlah yang sangat sedikit.
KEMEROSOTAN MENTAL
Bukti epidemiologis menunjukkan, orang yang mengkonsumsi daging lebih dari 4 kali perhari untuk jangka waktu yang lama memiliki resiko 3 kali lebih besar daripada kaum sayurawan jangka panjang.
PUBER TERLALU DINI
Sapi dan unggas sering disuntik hormon pertumbuhan untuk mempercepat pertumbuhan dan menggemukkannya (ayam yan biasanya tumbuh dewasa dalam 16 minggu ‘dapat dipercepat pertumbuhannya hanya dalam 6 minggu saja’).
Di AS, estrogen sintetis (yang terbuat dari air seni kuda betina) digunakan sebagai hormone. Residu hormone ini tetap bersarang dalam tubuh hewan dan tetap tidak bisa menghilang meskipun dimasak. Anak-anak yang mengkonsumsi dagingnya akan tumbuh terlalu cepat sehingga terjadi pubertas dini. Masa puber (dimana tubuh menghasilkan hormon kelamin dalam jumlah besar) biasanya terjadi pada usia 16-17 tahun. Dalam 100 tahun terakhir, masa puber terjadi semakin cepat terjadi pada beberapa suku bangsa. Di AS saat ini, sebagian gadis mulai aktif seksualitasnya dan hamil pada usia 9 tahun.
Fenomena ini diyakini disebabkan pola makan tinggi tinggi daging yang memicu puber (menstruasi) dini. Di Puerto Rico, terjadi epidemic pubertas, dini pada anak perempuan (di bawah 4 tahun). Setelah ditelusuri, ternyata sumbernya adalah daging ayam yang mengandung residu hormone estrogen yang tinggi.
Pubertas dini juga membawa ancaman serius timbulnya kanker payudara. Wanita yang mendapatkan haid ketika masih di bawah 13 tahun didapati 4 kali lebih banyak mengidap kanker payudara daripada wanita yang memperoleh menstruasi pertamanya setelah 17 tahun. Daging juga memiliki lemak berlebihan sehingga dapat memicu tubuh wanita menghasilkan terlalu banyak hormon estrogen.
SEMBELIT
Saluran pencernaan kita dapat dirancang untuk mencerna daging. Daging yang kadar sertanya sangat rendah, bergerak sangat lamban dalam saluran pencernaan manusia (4 kali lamban daripada bijirin dan sayuran). Akibatnya, terlalu banyak daging dapat menimbulkan sembelit.
DIVERTIKULOSIS
Bahan makanan kering dan sudah lama berada dalam usus besar dapat menimbulkan benjolan usus besar (diverkuli). Kondisi yang dikenal dengan divertikulosis ini dapat mengakibatkan pendarahan dan sakit perut. Kondisi ini sangat lazim ditemukan dan hampir tak terelakkan dinegara dimana konsumsi daging, produk susu dan makanan kaya lemak lainnya sudah menjadi kebiasaan. Sekitar 30% penduduk AS di atas 45 tahun diserang gejala divertikulosis.
Keadaan yang berkelanjutan akan menyebabkan radang usus dan meningkatnya pendarahan. Pencahar akan semakin memperparah luka di dinding usus. Akhirnya hanya operasi yang dapat meringankan penderitaan pasien setelah bagian usus yang terluka diangkat.
AMBEIEN
Karena daging hampir tidak memiliki permukaan yang kasar untuk merangsang gerakan peristaltik, feces memakan waktu lama untuk transit melewati usus besar. Semakin lama feces berada dalam usus, semakin kering jadinya.
Mengerahkan tenaga dalam untuk mengeluarkan feces yang keras dan kering dapat meningkatkan tekanan darah pembuluh balik (vena) rektum. Kondisi ini akan mengakibatkan rektum menonjol (ambeien). Penyakit ambeien sudah lama diketahui disebabkan makanan tinggi lemak dan rendah serat. Jurnal Kedokteran Inggris dalam laporannya (1972), warga kulit hitam Afrika Selatan yang mengkonsumsi banyak daging memiliki kasus ambient lebih banyak daripada mereka yang tidak.
Sebagai perbandingan, warga kulit putih Afrika Selatan yang merupakan salah satu kelompok konsumen makanan tinggi lemak dan rendah serat juga merupakan salah satu pengidap ambient terbesar di dunia.
VARISES
Pembulu mekar di kaki umumnya disebabkan sering menguras tenaga ketika buang air besar. Usus menonjol mengerahkan tenaga berlebihan untuk mengeluarkan feses yang kering dank eras dapat mendorong perut ke atas diafragma. Jika terjadi berulang-ulang, lubang diafragma akan semakin melebar sehingga sebagian perut dapat masuk kedalamnya. Kondisi yang dinamakan Hiatal Hernia ini dapat mengakibatkan sakit dada, makan sulit dicerna dan keluarnya gas perut dari mulut.
RADANG USUS BUNTU
Pola makan kaya daging, tinggi lemak dan rendah serat dapat memicu radang usus buntu(appendendisitis) yang disebabkan tersumbatnya ujung usus buntu sehingga tidak dapat mengeluarkan cairan dengan sempurna. Akibatnya bakteri berkembang biak dan usus buntu membengkak dan pedih sekali.
Penyumbatannya seringkali merupakan feses (tinja) yang keras dan kering berukuran kecil. Penyebabnya pola makan yang menghasilkan feses yang miskin serat dan gerak lamban sehingga terbentuk tinja yang keras yang menyumbat ujung usus buntu. Penelitian telah membuktikan bahwa pola makan rendah serat akan secara drastic meningkatkan resiko diserang radang usus buntu. Appendicitis merupakan kasus penyakit perut darurat paling umum di Negara Barat. Di AS saja, sekitar 300.000 usus buntu harus dibuang setiap tahunnya.
DIABETES
Hasil penelitian menunjukan, diabetes sangat jarang terjadi pada kelompok konsumen yang menu utamanya adalah biji-bijian, sayuran dan buah. Sebaliknya, apabila orang yang sama mengganti pola makannya menjadi kaya daging, kasus diabetes akan mewabah.
Penelitian skala besar telah dilakukan Fakultas Kesehatan Masyarakat pada Universitas Minnesota Amerika(1960) selama 21 tahun, melibatkan 25.698 penganut Kristen Adventis yang sangat jarang mengkomsumsi daging. Hasilnya mereka yang sama sekali tidak mengkomsumsi daging memiliki resiko 45% lebih rendah mengidap penyakit kencing manis di banding seluruh penduduk pada umumnya.
Penelitian ini juga menunjukkan, orang yang makan daging memiliki resiko 2 kali lebih besar meninggal akibat penyakit yang berkaitan dengan diabetes. Hubungan antara makan daging dan diabetes sangatlah kuat khususnya pada pria.
Penelitian ini menunjukkan, mengkomsumsi daging apa saja akan meningkatkan resiko hingga 1,8 kali. Bagi yang hanya makan sedikit daging (1-2 kali seminggu), resikonya adalah 1,4 kali lebih tinggi dari pada kaum vegetarian. Sebaliknya bagi konsumen daging kelas kakap (minimal 6 kali/minggu), resiko tekanan diabetes melonjak tajam mencapai 3,8 kali.
Pakar epidemiologi Universitas Minnesota dr.David Snowen yang merupakan sala satu pengarang laporan tersebut memaparkan kesimpulannya,”kami mencurigai bahwa komsumsi non-daging merupakan penyebab mengapa mereka hampir tidak ada yang mengidap diabetes. Kami menyelidiki berbagai tingkatan komsumsi daging yang berbeda dan menemukan bahwa semakin rendah komsumsi daging, semakin rendah pula tingkat resiko seseorang akan mengidap diabetes.
Pengidap diabetes sangat rentan terkena atherosclerosis, serangan jantung stroke dan kebutaan, gagal ginjal, ganggne (yang diakibatkan infeksi) dan impotensi. Mereka juga memiliki harapan hidup yang lebih pendek. Pasien diabetes terkadang juga menderita efek samping dari obat- obatan, yakni penyakit kuning, bercak merah di kulit dan kurang darah.
Kesimpulannya, dengan memakan lebih sedikit daging, resiko anda akan lebih kecil terkena berbagai penyakit di atas.
Teori Yang Telah Terbukti
- lembaga Internasional Penelitian Epidemiologis Diabetes(DERI) yang dirilis Jurnal Kedokteran Inggrris(1987) melaporkan, 60%-90% kasus diabetes yang bergantung insulin dapat dicegah.
- Para Pakar DERI dalam proposalnya melaporkan, faktor lingkunganlah yang terutama bertanggung jawab terhadap merebaknya kasus diabetes belakangan ini.mereka lebih jauh mengklaim bahwa faktor keturunan(genetika) tidak mungkin dapat memicu lonjakan sedemikian tinggi dalam dalam waktu yang begitu singkat.(dari semua faktor lingkungan,pola makan mungkin merupakan faktor yang paling signifikan dan tentu saja yang paling mungkin kita kendalikan)
- Di Jepang hampir seluruh penggulat sumo mengidap diabetes sebelum usia 35 tahun. Kondisi ini ditengarai dipicu oleh pola makan mereka yang sangat tinggi lemaknya
- Bayi yang diberikan ASI akan memiliki kecendrungan lebih kecil mengidap diabetes setelah dewasa. Sebaliknya, bayi yang diberi susu sapi lebih mungkin menderita diabetes.
KADAR GULA DARAH RENDAH
Kadar gula darah rendah ditemukan ditemukan pada orang yang mengkomsumsi daging, gula dan lemak dalam jumlah besar. Dalam suatu eksperimen dimana mahasiswa kedokteran yang sehat diberi makanan berkadar lemak sangat tinggi selama 2 (dua) hari dan kemudian diberikan pemeriksaan toleransi glukosa, seluruh mahasiswa tersebut memperlihatkan tanda-tanda bahwa metabolism gula dara mereka menjadi kacau dikarenakan kelebihan lemak. Hasilnya tidak separah itu ketika percobaan yang sama diulangi dengan makanan berkadar gula tinggi.
Kemerosotan kadar gula darah yang tiba-tiba dapat menyebabkan badan letih, kepala pusing,linglung,bingung, kurang PD. Pada kasus yang parah, kondisi ini dapat mengakibatkan koma dan kematian.
RAPUH TULANG (osteoporosis)
Konsumsi daging meninggalkan residu bersifat asam dan pola makan yang membentuk asam memaksa tubuh menyeimbangkan pH dengan menyedot kalsium dari tulang dan gigi. Jadi, bahkan jika kita cukup mengkomsumsi kalsium, pola makan daging kaya protein akan mencuri kalsium dari tubuh kita.
Penelitian yang diterbitkan Jurnal Gizi Klinis Amerika (September 1988) melaporkan, ilmuan dari Universitas Andrews Michigan menggunakan tehnik canggih yang dinamakan direct photon absorptionmetry untuk membandingkan kepadatan tulang kaum vegetarian dengan pemakan daging. Mereka meneliti 1600 wanita dan menemukan bahwa:
- Pada saat usia mencapai 80 tahun, mereka yang vegetarian minimal 20 tahun hanya kehilangan sekitar 18% dari mineral tulangnya.
- Sedang mereka yang makan daging kehilangan 35% mineral tulangnya.
Perbedaan hilangnya massa tulang kaum vegetarian dan non-vegetarian ternyata disebabkan beberapa faktor.
Daging memiliki kandungan protein yang tinggi. Sejak 1920, para ilmuan telah mengetahui bahwa pola makan kaya protein dapat memicu hilangnya kalsium melalui air seni.
Dalam suatu penelitian dimana pria muda diberikan makanan dengan protein berkisar 48-141 gram/hari, didapat bahwa komsumsi protein yang lebih tinggi melipatduakan pengeluaran kalsium melalui urine. Pola makan yang kaya protein hewani khususnya meningkatkan dampaknya.
Para ilmuan mengumumkan, makanan daging menciptakan suasana asam dalam tubuh yang harus dinetralisirkan dengan mengambil cadangan kalsium yang terdapat dalam tulang. Tidaklah mengherankan, rapuh tulang paling parah pada mereka yang mengkomsumsi paling banyak protein dan paling banyak ditemukan pada orang Eskimo yang makan ikan dalam jumlah besar (150-200gram protein setiap hari)
Orang Eskimo juga memakan 2000mg kalsium dari tulang ikan, namun mereka masih saja kehilangan mineral kalsium dari tulangnya. Hal ini disebabkan kelebihan protein tidak dapat disimpan dan harus dipecah dan dikeluarkan tubuh. Setelah mengkomsumsi protein padat(misalnya steak atau bahkan susu),ginjal harus membersikan darah dari sisa pembuangan protein seperti amonia,urea, pecahan asam amino dan sebagainya. Artinya, jam-jam setelah menikmati sepotong ikan atau protein padat hewani lainnya, kalsium yang bernilai dikeluarkan dari tubuh setiap kali kita buang air kecil. Ilmuan menyebutkannya sebagai “hyperkalkuria yang dipicu protein.” Akibat jumlah ikan yang mereka komsumsi sangat besar sehingga darah mereka sulit menggumpal, orang Eskimo juga banyak mengalami stroke yang disertai pendarahan internal, hidung berdarah dan epilepsy.
Orang Eskimo juga cepat sekali menua. Umur rata-rata orang orang Eskimo jarang ada yang melampauin 30 tahun. Kondisi yang sama juga terjadi pada suku Kirgiz di Eropa Timur yang pada suatu masa hanya makan daging dan mereka jarang hidup melewati usia 40 tahun.
TUKAK LAMBUNG
Tukak lambung (ulcer) paling sering terjadi dan paling serius menjangkiti populasi yang mempunyai pola makan rendah serat dan tinggi lemak yang menciptakan sifat asam. Daging, ikan dan telur merupakan makanan yang paling bersifat asam. Semuanya tidak mengandung serat dan hampir semua jenis mengandung kadar lemak tinggi.
Apabila cairan lambung terlalu asam, selaput mucus lambung dan duodenum (usus 12 jari) akan terkikis. Akibatnya terjadi tukak lambung (peptic ulcer)
SKLEROSIS GANDA
Sklerosis ganda yang masih belum dapat di obati (lazim disebut ‘MS’ adalah penyakit yang menyerang system syaraf pusat. Penyakit ini menyerang otak, tulang belakang dan system syaraf selama bertahun-tahun dan dapat melukainya, sehingga dapat menyebabkan kondisi tubuh lemah, kepala pusing, kebas dan/atau kebutaan.
Penelitian mancanegara menunjukkan, ‘MS’ paling sering ditemukan pada mereka yang banyak mengkomsumsi daing, namun jarang di dapati pada mereka yang hanya makan sedikit daging atau tidak sama sekali.
Suatu penelitian menunjukkan, komsumsi lemak di Sembilan Negara yang mempunyai kasus MS paling tinggi adalah 105-151 gram per hari, sedangkan 9 negara lain yang di survei dengan dengan jumlah penderita terkecil hanya mengkomsumsi lemak 24-60 gram/hari. Ketika jaringan otak penderita dianalisa, ditemukan kadar lemak jenuh yang lebih tinggi dari pada yang dimiliki non-penderita.
KURANG BERTENAGA
Daging mengandung kadar protein tinggi.Kelebihan protein akan membuat kita lamban bergerak dan mengurangi kapasitas energi tubuh. Dalam suatu uji ketahanan yang diselenggarakan Universitas Yale Amerika, kaum vegetarian memiliki ketahanan dua kali lebih dari pada non-vegetarian.
Penelitian lain oleh Universitas Brusels menunjukkan, kaum sayurawan dapat melakukan uji coba 2-3 kali lebih lama dari pada konsumen daging sebelum mereka lelah dan 5 kali lebih cepat pulih dari keletihan dibanding pemakan daging.
ANEMIA
Anemia disebabkan kurangnya zat besi dalam tubuh. Untuk menyerap zat besi dengan baik, tubuh membutuhkan vitamin C. kekurangan vitamin C dapat menyebabkan tubuh tidak dapat menggunakan zat besi dari makanan dengan efektif.
Sayuran segar, rebung dan buah merupakan sumber terkaya vitamin C sedangkan daging, produk susu,telur, lemak dan gula tidak mengandung vitamin C sama sekali. Itulah sebabnya mengapa banyak penelitian baik yang berskala penuh maupun kecil terus menerus menunjukkan, lebih banyak pemakan daging yang terkena anemia dari pada mereka yang vegetarian.
Di laporkan bahwa wanita pemakan daging memiliki pertumbuhan jaringan yang lebih banyak pada selaput uterus bagian dalam. Pada saat haid, pendarahan dari jaringan uterus yang menebal ini lebih banyak dan lama, yang menebal ini lebih banyak dan lama, sehingga zat besi yang hilang setip kali mensturasi juga lebih banyak dari pada wanita yang berpola makan sedikit daging.
Wanita vegetarian memiliki kandungan hormone estrogen yang lebih rendah dalam tubuhnya sehingga masa mensturasi akan lebih ringan, lebih pendek dan lebih muda; akibatnya hilangnya zat besi juga kecil.
Seberapa Pentingkah Protein Hewani
Tubuh manusia tidak membutuhkan banyak protein karena dapat mendaur ulang 70% protein yang sudah ada. Ketika sel-sel tua mati, sejumlah besar protein digunakan kembali. Hanya sebahagian kecil protein di buang melalui tinja, air seni, rambut, kulit dan keringat.
Namun pekerja keras, wanita hamil dan wanita menyusui membutuhkan lebih banyak protein, tetapi hanya sedikit lebih banyak protein tetapi hanya sedikit lebih banyak bukan 2X atau 3X lipat dari biasanya. Bayi dan balita juga membutuhkan lebih banyak protein sesuai dengan proporsi berat tubuhnya.
Fakta menunjukkan, sebahagian orang membutuhkan lebih banyak protein dari pada orang lain. Penelitian terbaru menunjukkan kaum vegetarian membutuhkan lebih sedikit protein diri pada pemakan daging, tetapi kaum sayurawan lebih sehat. Dari manakah mereka memperoleh proteinnya?
Hampir semua jenis makanan mengandung sedikit protein. Beras ,biji-bijian, sayuran dan bahkan buah mengandung protein. Meskipun jumlahnya mungkin tidak cukup, apabila kita memakan polongan misalnya tempe,lentil, bijian kecil dan dan kacang(makanan ini sebenarnya lebih banyak mengandung protein dari pada daging), kita dengan mudah dapat memenuhi kebutuhan harian akan protein.
Tetapi tidakkah daging (dan protein pembentuk ototnya) membuat kita kuat? Lihatlah kelompok hewan terkuat, seperti gajah, kuda, sapi jantan, dan gorilla. Apa yang mereka makan? Bukan daging melainkan rumput, biji-bijian, buah, seed (bijian kecil) dan kacang. Uji ketahanan terhadap atlit olahraga menunjukkan pola makan nabati meningkatkan prestasi mereka.
DAGING MELEMAHKAN SISTEM KEKEBALAN TUBUH
Sapi, ayam dan babi yang diternakkan secara masal mengandung sangat banyak senyawa pencemar seperti peptisida, perangsang nafsu makan, hormon pertumbuhan, dan insektisida. Disamping itu, sebelum dan selama dijagal, biokimia tubuh hewan yang ketakutan mengalami perubahan hebat. Senyawa racun dihasilkan paksa dan menyebar keseluruh tubuhnya, mencemarkan keseluruhan dagingnya.
Menurut Ensiklopedia Britanica, racun tubuh termasuk asam urat dan senyawa racun buangan racunnya terdapat dalam darah dan jaringan tubuh. Bahkan ikan dapat menyimpan senyawa kimia beracun dalam tubuhnya. Karena hewan berada tinggi dalam rantai makanan, mereka juga cenderung memiliki kandungan bahan kimia yang lebih tinggi. Manusia ‘mengimpor’ zat-zat kimia ini
Penumpukan bahan kimia dalam tubuh akan melemahkan sistem kekebalan tubuh kita. Sistem kekebalan tubuh yang sehat akan dapat memerangi organisme penyebab penyakit seperti bakteri ,virus, jamur dan parasit. Sistem kekebalan tubuh yang lemah akan memudahkan kita terkena dampak mematikan dari penyakit seperti kanker dan AIDS.
HUBUNGAN DAGING DAN GULA
Orang yang memakan daging dalam jumlah yang besar juga cenderung banyak mengkomsumsi gula, dikarenakan dua jenis makanan ini memiliki gaya tarik satu sama lain. Makanan daging akan meningkatkan kadar lemak dan protein dalam tubuh. Untuk menjaga keseimbangan, tubuh perlu menaikkan kadar karbohidrat atau gula.
Untuk memperbaiki ketimpangan yang mendesak ini, idealnya kita mengkomsumsi sayuran, tetapi kita harus memakan 7X lebih banyak sayuran dari pada daging untuk mencapai keseimbangan. Biji –bijian juga dapat mengoreksi ketimpangan ini, namun karbohidrat dalam bijian membutuhkan waktu beberapa jam untuk berubah menjadi gula.
Tubuh membutuhkan perbaikan segera, sehingga kita bereaksi dengan menyantap kue, es krim dan manisan lainnya. Apabila kiita memasukkan terlalu banyak manisan kedalam tubuh, akibatnya tubuh akan kehilangan protein, kalsium, mineral lainnya dan juga vitamin B. Kondisi ini membuat kita ingin makan lebih banyak daging lagi, yang pada gilirannya membuat kita ingin lebih banyak menyantap manisan lagi.
Baik daging maupun manisan mempunyai efek yang sama terhadap kekebalan tubuh. Keduanya menciptakan suasana asam dalam tubuh yang merupakan suasana ideal bagi pertumbuhan bakteri dan virus.
DAGING SAPI ITU BERACUN
Penyakit sapi gila pada sapi telah ditemukan pada bangkai sapi yang mengandung protein yang termutasi yang di giling, ditambahkan ke dalam pakan sapi, dan di berikan kepada sapi yang masih hidup. Berikut ini adalah skenario yang di dokumentasi di AS.
Bangkai daging hewan (anjing ,kucing, sapi, domba, babi, kuda, landak, tikus, dan bajing) beserta daging ayam dan ikan yang tidak laku dari pasar swalayan, semuanya didaur ulang menjadi makanan daging dan tulang sebagai sumber protein dan zat makanan lain untuk unggas, babi, sapi dan domba.
Di laporkan bahwa setiap tahun sekitar 20 juta ton hasil pembuangan rumah jagal berupa darah, tulang dan isi perut bersama dengan jutaan ekor bangkai anjing dan kucing liar yang dibunuh digunakan sebagai pakan ternak. Akibatnya, pestisida dan antibiotik yang mengendap dalam tubuh ternak dan bahkan pembungkus plastik daging yang di jual di pasar swalayan masuk ke dalam pakan.
Hasil pembuangan beracun inilah yang akan masuk kedalam tubuh manusia pemakan daging,(secara tradisional, hanya sisa pembuangan hasil pertanian misalnya kulit jagung, padi, buah dan sayur, serpihan biscuit, sereal dan bir di gunakan untuk menggemukkan sapi). Daging sapi yang kita makan setiap hari tidak saja digemukkan dengan daging sapi lainnya, juga diberikan pupuk hewan lain.
New and World Report USA pernah melaporkan, “kotoran” (‘pupuk’) ayam yang dapat di beli per ton seharga US$15-45 (130.000-380.000) dibandingkan alfalfa (USD123/Rp 1 juta lebih per ton), diberikan kepada sapi sebagai makanan meskipun membahayakan konsumen dan semakin banyak peternak ayam menggunakan tahi ayam sebagai pengganti biji- bijian dan jerami yang semakin mahal.
Tahi ayam sering kali mengandung bakteri salmonella dan Kampilobakter yang dapat menyebabkan penyakit mengerikan, sama bahayanya dengan penyakit yang disebabkan parasit usus, residu obat dokter hewan dan logam berat beracun seperti arsenik, timah, kadmium dan air raksa. Bakteri dan racun ini di wariskan kepada sapi dan akhirnya manusia yang memakan daging sapi yang tercemar kotorannya sewaktu penjagalan.
Ilmuan Amerika mengatakan, peternak dan produsen pakan juga mulai mencoba atau menggunakan sisa makanan yang di keringkan, sisa lemak dari restoran, abu tungku sisa pembakaran semen, bahkan minyak cetak dan karton yang terbuat dari selulose tumbuhan. Peneliti juga mulai mencoba kotoran sapi dan babi, dan kotoran manusia.
Menurut balai makanan dan obat AS (FDA), zat- zat tambahan pakan (additives) baru berkembang sangat cepat sehingga pemerintah AS kala berpacu dalam membuat peraturannya.
DAGING BABI SAMA BURUKNYA
Penganut Islam , Yahudi dan Kristen dilarang mengkonsumsi daging babi, demikian juga dengan berbagai tradisi Timur Jauh. Kitab nabi Konfusius yang telah berusia 3000 tahun mengatakan “seorang gentleman tidak akan melahap daging babi dan ajing.” Meskipun banyak orang Tionghoa merupakan pemakan babi kelas wahid, sinshe tradisional Tiongkok mengakui daging babi sebagai sumber penyebab berbagai penyakit.
Tubuh babi mengandung banyak racun, cacing dan penyakit laten. Memang berbagai momok ini juga bersarang dalam tubuh hewan lain, dokter hewan modern menegaskan, babi merupakan sarang yang paling empuk. Kondisi ini mungkin karena dikarenakan babi suka mengeruk tanah dan suka memakan apa saja seperti serangga mati, cacing, bangkai hewan lain, kotoran (termasuk miliknya sendiri), sampah dan babi lainnya.
Influensa adalah penyakit yang paling sering menyerang babi dan juga manusia. Kuman bersarang di dalam paru babi dan manusia di musim panas dan mulai menjangkiti korbannya ketika cuaca lebih dingin. Babi dilaporkan mengandung senyawa histamine dan imidazole (penyebab gatal dan radang), hormon pertumbuhan (perangsang pertumbuhan dan radang), lendir yang mengandung sulfur (pemicu pembekakan dan menumpuknya lendir pada otot dan jaringan ikat sendi yang menyebabkan arthritis, rematik, dsb).
Makan daging babi juga dapat menyebabkan batu empedu dan kegemukan karena kandungan kolesterol dan lemak jenuh yang tinggi. Satu dari setiap 6 warga AS dan Kanada mengidap cacingan trikhinosis karena melahap cacing trichina yang terdapat dalam daging babi. Banyak orang tidak mengetahui mereka diserang cacingan, karena gejalanya mirip dengan gejala penyakit lain. Cacing Trikhina tidak terlihat selama pemeriksaan daging dan juga tidak mati dengan diasin atau diasap. Kebanyakan orang tidak memasak daging cukup lama untuk membunuh cacing ini. Adapun puluhan kuman, cacing, penyakit dan bakteri lain yang lazim ditemukan dalam daging babi. Banyak diantaranya hanya menyerang babi atau lebih sering menjangkit babi.
Pada tahun 1970, 53% babi Amerika di dapati memiliki borok pada ususnya. Pada tahun 1987, didapati bahwa 80% babi mengidap radang paru (pneumonia) pada saat dibunuh.
IKAN: DAGING PUTIH YANG BERBAHAYA
Dalam bukunya “Diet for new America” John Robbins memperingatkan bahwa ikan yang dijual saat ini mungkin tidak aman untuk dikonsumsi karena mengandung kadar polychlorinated byphenyls (PCB) yang tinggi. PCB telah ditemukan dalam tubuh beruang kutub dan ikan yang hidup dalam laut terdalam dan terpencil sekalipun. Pada tahun 1979, ilmuwan melaporkan, tidak seorangpun manusia di dunia ini yang daging tubuhnya tidak mengandung PCB. PCB sangat beracun. Bahkan beberapa bagian per 1 miliar dapat menyebabkan cacat lahir dan kanker pada hewan. PCB juga ditengarai merupakan pemicu merosotnya jumlah sperma.
Menurut pakar, PCB bahkan dapat ditemukan dalam salju di Arktik (Kutub Utara) dan Antartika (Kutub Selatan), dan mungkin dalam jaringan tubuh setiap ekor ikan di planet bumi. Para ahli bahan kimia beracun sependapat bahwa manusia terkena PCB terutama karena mereka makan ikan yang hidup dalam perairan yang kadar PCBnya tinggi.
Ikan bernafas dalam air tempatnya hidup sehingga mereka menumpuk semakin banyak senyawa pencemar dalam tubuhnya. Badan Perlindungan Lingkungan Amerika memperkirakan, ikan dapat mengumpulkan hingga 9 juta kali kadar PCB dalam perairan habitatnya.
Hewan air yang menyaring air, seperti tiram, kerang, remis, kepah dan hewan lunak (molluska) lainnya cenderung mengalami kejenuhan pestisida. Sebuah oyster sanggup menyaring 10 galon air per jam. Dalam satu bulan saja, oyster akan mengumpulkan bahan kimia beracun dengan kadar 70 ribu kali jumlah rarcun yang ada dalam air.
Hewan pabrikan dalam peternakan masa kini diberi makan ikan dalam jumlah besar. Separuh dari hasil penangkapan ikan dunia diberikan kepada hewan ternak sebagai makanan.
DAGING AYAM: JUGA TIDAK LEBIH AMAN
Dibesarkan dengan pakan sarat bahan kimia, antibiotika dan hormon pertumbuhan, daging ayam yang kita makan mengandung endapan beracun berbagai bahan kimia beracun yang terkumpul dalam dagingnya.
Pada tahun 1998, pengujian kami menunjukkan, daging ayam tidak aman untuk dikonsumsi: 89% sampel yang diuji didapati memiliki kuman yang kebal terhadap minimal 1 dari 5 jenis antibiotika pembunuh kuman tersebut yang diperuntukkan untuk manusia.
Kekebalan kuman terhadap antibotika ini dapat berpindah kepada manusia saat mengkonsumsi daging ayam tersebut. Artinya, orang yang terkena infeksi akan menderita sakit lebih lama dan mempunyai resiko meninggal, dan epidemi penyakit juga akan berlangsung lebih lama.
Di AS, ketika sebuah acara TV menguji berbagai bagian daging ayam yang dijual, mereka menemukan bahwa lebih separuh dagingnya tercemar bakteri yang biasanya berasal dari usus dan feces hewan pada saat disembelih. Kondisi ini menyebabkan unggas merupakan sumber nomor satu penyakit yang dipicu makanan pada manusia di AS, merenggut sekitar 1.680 jiwa per tahun dan jutaan kasus sakit perut dan keracunan makanan.
Pengujian asosiasi konsumen Penang menunjukkan fakta mencengangkan bahwa daging lokal mengandung jauh lebih banyak kuman yang kebal antibiotika daripada daging impor.
PENUH DENGAN KOTORAN
Bagaimana jika kita memasaknya dengan sempurna sebelum memakannya? Dengan melihat apa yang mencemarkan tubuh dan dagingnya, kita seperti memasak sampah dengan baik sehingga cita rasanya lezat bagi kita.
Dalam satu survei tahun 1991 yang diselenggarakan industri unggas Amerika dengan mewawancarai pemeriksa unggas federal, diteukan fakta bahwa peternak ayam biasanya menyelamatkan daging yang masih tampak baik dengan memotong dan membuang bagian yang berpenyakit atau tercemar, kemudian menjualnya dalam paket sayap, dada dan paha.
Dalam ruang jagal, ribuan ekor ayam jorok yang telah dicabuti bulu dan dikeluarkan ususnya dimandikan bersama dalam suatu campuran yang dinamakan “sup kotoran” ini ketika membeli ayam karena 15% berat tubuh ayam adalah sup kotoran ini. Departemen Pertanian AS merilis laporan yang mengakui bahwa membilas belum tentu menghilangkan salmonella yang terdapat pada tubuh ayam yang tercemar kotoran, bahkan setelah dibilas 40 kali.
TIDAK LEBIH SEDIKIT KOLESTEROL
Banyak orang takut terhadap kandungan lemak kolesterol tinggi pada daging sapi dan daging “merah” lain mengkonsumsi daging ayam karena percaya daging ayam merupakan alternatif yang menyehatkan. Pendapat demikian sangatlah keliru.
Unggas juga mengandung jumlah kolesterol yang dengan jenis daging lain. Dengan metode produksi modern, daging ynag dihasilkan mengandung lemak yang sama banyaknya dengan jenis daging lain. Lemaknya ada di dalam daging, tidak hanya yang berwarna kuning di bawah kulit ayam yang biasanya kita buang.
* * *
Dewasa ini banyak sekali gaya hidup, kebiasaan, dan makanan yang merusak kesehatan kita tanpa kita sadari, Blog ini berisikan semua Artikel kesehatan yang berguna bagi Anda, kini saatnya kita mengadakan REFORMASI KESEHATAN
Sabtu, 08 Oktober 2011
Sabtu, 01 Oktober 2011
7 alasan mengapa daging berbahaya
APA YANG SALAH DENGAN MAKAN DAGING?
50 ALASAN MENGAPA ANDA MESTI MENGURANGI
KONSUMSI DAGING
Judul Asli : WHAT’S WRONG WITH EATING MEAT
Terbitan Indonesia atas seijin: CONSUMER’S ASSOCIATION OF PENANG
Judul Terjemahan: APA YANG SALAH DENGAN MAKAN DAGING?
Oleh: Indonesia Vegetarian Society (IVS) Jakarta
Diketik ulang oleh:
Elvie Adung, Diana Parhusip
Editor:
Jimmy W. Senduk
Renungan sejenak….
Jika anda sudah sakit…… anda akan mengerti…….....bahwa………..
Uang dan harta tidak dapat menggantikan kesehatan…….
Siapkah anda mengorbankan apa saja demi kesehatan anda?...........
Segalanya akan terasa kelam dan buram, segala harapan sirna..…..
Obat sejauh manapun akan dicari walau penuh pengorbanan………
Dengan catatan bahwa itupun jika anda punya dana dan kesempatan
Benarkah kesehatan bagi anda adalah harta yang termahal?
Jika begitu…………….
Mengapa anda tidak mempelajarinya mulai dari sekarang?...
Sebab apa yang anda tanam pasti anda akan tuai nantinya…..
Tanam dimasa muda, petik hasilnya di masa mendatang….
Buku kecil ini kami temukan di toko buku loak-an, dan kami tahu isinya sangat berharga, penuh sukacita ketika kami mempelajarinya, bahkan sampai rela kami ketik ulang…
Bagaimana dengan anda?...............
Harapan kami, anda juga beroleh kesehatan yang baik
Namun, buku ini hanyalah awal dari suatu usaha bukan akhir
Copy dan berilah kepada kerabat, sahabat dan siapa saja yang menghargainya
Kiranya ini bermanfaat bagi kita semua………… Amin.
MENGAPA DAGING SANGAT BERBAHAYA
7 (TUJUH) ALASAN YANG BERPOTENSI
MEMBAHAYAKAN JIWA
Orang Malaysia mengkonsumsi banyak daging. Pada tahun 1984, mereka habiskan 518.447 ton daging ayam, 178.872 ton daging babi, 69.317 ton daging sapi dan 9.509 ton daging kambing. Impor produk peternakan juga mencapai RM2 milyar pada tahun tersebut. Konsumsi daging ayam naik paling cepat (9,3%/tahun), diikuti oleh konsumsi daging sapi (7,9%), daging kambing (4,4%), dan babi (2,5%). Malaysia merupakan konsumen daging ayam terbear di Asia: 32 kg perkapita per tahun. Dari semua daging yang dikonsumsi, 70 %-nya adalah unggas. Akibatnya, resiko menderita penyakit atau, mati muda sangat tinggi. Statistik WHO secara konsisten menunjukkan bahwa negara-negara yang paling banyak mengkonsumsi daging memiliki tingkat insiden penyakit tertinggi (misalnya penyakit jantung dan kanker).
Orang yang mengkonsumsi produk hewani 40% lebih rentan terkena kanker dan beresiko terjangkit stroke, kegemukan, radang usus buntu, rapuh tulang, arthiritis, diabetes dan keracunan makanan.
Di beberapa Negara, ayam yang diberi makan lebih banyak protein hewani dari pada sapi, sehingga ayam juga menjadi pembawa penyakit sapi gila (Bovine Spongiform Encepalopathy). Celakanya ayam tidak hidup cukup lama sehingga gejalanya belum terdeteksi. Kita harus menyakinkan konsumen bahwa daging ayam bukanlah sumber “makanan sehat”, namun merupakan sumber kolesterol, lemak jenuh, kuman salmonella atau bahkan penyakit ‘ayam gila’,” demikian diperingatkan Alex Hershaft (Vegetarian Voice, 21 No.4,1996).
Fakta menunjukkan semua jenis daging umumnya tidak menyehatkan. Sebabnya adalah:
1. Sarat Bahan Kimia
Mengkonsumsi daging hewan berarti mengkonsumsi “puncak rantai makanan”. Di alam ini terdapat rantai makanan yan panjang. Tumbuhan ‘memakan’ sinar matahari, udara dan air; hewan besar memakan hewan kecil.
Dewasa ini, tanah di seantero dunia telah tercemar bahan kimia beracun (pestisida dan pupuk). Racun ini akan bertahan dalam tubuh hewan yang melahap tumbuhan dan rerumputan.
Ladang disemprot bahan kimia pembunuh serangga (DDT) yang menurut pakar dapat mengakibatkan kanker, kemandulan dan penyakit lever.
Kebayakan negara sudah melarang penggunaan pestisida yang kadarnya sangat tinggi terhadap lingkungan ini.
DDT dan pestisida sejenisnya juga ‘mengendap’ dalam lemak hewan (dan ikan) yang sekali disimpan akan sulit terurai. Akibatnya, ketika sapi makan rumput atau pakan, pestisida apapun yang termakan akan disimpan sehingga jika anda memakan daging, anda akan memasukkan ke dalam tubuh anda semua konsentrasi DDT dan bahan kimia lainnya yang ditabung selama masa kehidupan hewan tersebut.
Karena manusia makan pada ‘puncak’ (ujung) rantai makanan, kita merupakan pewaris pestisida beracun yang terbesar. Fakta menunjukkan, daging mengandung 13 kali lipat DDT lebih banyak daripada sayuran, buah dan rerumputan. Penelitian Iowa State University di Amerika membuktikan bahwa sebagian besar DDT yang tersimpan dalam tubuh manusia berasal dari hewan.
2. Sarat Dengan Penyakit
Peracunan daging tidak berhenti sampai disini saja. Hewan dijejali berbagai bahan kimia untuk mempercepat pertumbuhannya, menggemukannya, menyegarkan warnanya dan banyak lagi.
Untuk menghasilkan bobot daging terbesar dengan keuntungan maksimal, hewan pedaging dipaksa makan banyak, disuntik hormone untuk merangsang pertumbuhannya, diberikan penambah nafsu makan, antibiotik, obat penenang dan campuran pakan berbahan kimia. Banyak dari bahan kimia ini didapati mengakibatkan kanker dan fakta menunjukkan banyak dari hewan ini mati bahkan sebelum digiring ke tempat penyembelihan.
Karena peternakan telah berevolusi menjadi pabrik daging, banyak di antara ternak ini tidak pernah melihat dan merasakan sinar mentari. Mereka tinggal berdesak-desakan di kandang sempit sehingga tidak dapat menggerakkak tubuhnya atau menghirup udara segar.
Kondisi kehidupan kejam laksana di penjara ini menganggu keseimbangan kimiawi tubuh hewan dan merusak sifat-sifat alaminya, sehingga merangsang pertumbuhan tumor ganas dan abnormalitas lainnya.
Di Amerika di mana 70% ternak sapi diberi antibiotika, bahkan dengan dosis yang sangat tinggi, catatan Departemen Pertanian Menyatakan bahwa jutaan kilogram daging hewan potong mengandung tumor.
Tumor Beralih Ke Pemakan Daging
Tumor dan daging tumbuh lainnya mungkin terdeteksi atau bahkan diabaikan produsen atau juru periksa. Dalam praktek sering terjadi hal berikut: jika hewan mengidap kanker atau tumor maka bagian tubuh yang terkena tumor akan dipotong dan dibuang, namun sisanya dijual begitu saja sebagai daging ‘sehat’.
Yang lebih mengerikan lagi, bagian yang terkena tumor itu akan dimasukkan ke dalam daging campur seperti hotdog dan diberi label “bagian tubuh hewan”. Di suatu lokasi di Amerika dimana diadakan pemeriksaan rutin terhadap hewan potong didapati bahwa 25.000 ekor sapi yang menderita kanker mata dijual sebagai daging sapi.
Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa jika limpa hewan yang sakit diberikan kepada ikan, ikan tersebut akan terserang kanker.
3. Sarat Dengan Racun Tubuh Hewan
Sebelum dan selama disembelih, biokimiawi tubuh hewan mengalami perubahan drastis. Sisa racun menyebar ke seluruh tubuh sehingga meracuni seluruh dagingnya.
Menurut Bitanica Ensiklopedia, racun tubuh termasuk asam urat dan zat racun lainnya terkandung dalam darah dan jaringan tubuhnya. Protein yang diperoleh dari kacang-kacangan dan polong-polongan seperti buncis dan lentil, serta dari biji-bijian dan produk susu dikatakan relatif murni dibandingkan daging sapi yang mengandung 56% kandungan air tercemar.
Sama halnya dengan tubuh kita, merasa sangat tidak enak pada saat marah atau takut, hewan juga mengalami perubahan biokimiawi ketika berada dalam situasi bahaya. Kadar hormone dalam tubuh hewan, khususnya adrenalin, berubah drastis saat mereka menyaksikan teman-temannya mati disekililingnya dan mereka berjuang sia-sia untuk membebaskan diri. Sejumlah besar hormone ini mengendap di daging dan kemudian meracuni jaringan tubuh kita. Menurut Institut Gizi Amerika, daging hewan sembelihan (carcass) penuh dengan darah beracun dan zat-zat sampah lainnya.
4. Sarat Dengan Zat Hasil Pembusukan
Daging mentah senantiasa berada dalam kondisi pembusukan. Segera setelah hewan dijagal, terbentuklah zat pengurai ptomaines, sehingga daging hewan, telur dan ikan semuanya mengalami proses penguraian dan pembusukan yang sangat cepat.
Daging sangat lamban melewati saluran pencernaan manusia, yang memang tidak dirancang untuk mencerna daging. Daging membutuhkan 5 (lima) hari untuk keluar dari saluran pencernaan manusia, dibandingkan dengan makanan nabati yang hanya butuh 1,5 hari. Selama 5 hari tersebut produk sampingan daging yang membusuk tetap bersentuhan dengan saluran pencernaan kita. Kebiasaan memakan daging hewan dalam keadaan membusuk menciptakan racun dalam usus besar dan menyebabkan saluran pencernaan kita aus lebih dini.
5. Sarat Dengan Bakteri
E Coli 0157, suatu jenis bakteri yang lazim terdapat dalam usus besar sapi, sering mengakibatkan diare berdarah dan dehidrasi. Selama masa pemrosesan, daging sapi bisa saja bersentuhan dan tercemar tinja. Daging bertinja ini tetap saja dibungkus dan dikirim ke supermarket.
Di AS, daging sapi giling didapati telah tercemar bakteri ini. Dalam satu bulan saja di Minnesota ditemukan 500 ton daging sapi cincang yang dapat mengakibatkan 22 jenis penyakit dan berpotensi menyebabkan penyakit lainnya pada 14 negara bagian lain, karena diyakini tercemar E Coli 0157:H7. Menurut Pusat Nasional Pengendalian Penyakit Amerika (CDC) dalam laporan Mei 2001 E Coli dan Salmonella keduanya menjangkiti 113.000 per tahun.
Anak kecil, manula dan mereka yang kekebalan tubuhnya lemah dianggap paling rentan terhadap penyakit yang dipicu bakteri E Coli.
Daging Yang Dimasak Sampai Matang Juga Berbahaya
Daging Panggang (barbeque)/sate menciptakan dua jenis bahan kimia yang dapat menimbulkan kanker payudara, lambung, usus besar dan rektum.
HCA (Hetrosiklik Amines) ditimbulkan dari memanggang daging. Memanggang dan menggoreng dalam panci (dengan sedikit lemak) menghasilkan lebih banyak HCA daripada memasak pada suhu lebih rendah (misalnya mengukus dan memanggang). Para pakar menemukan sedikit HCA pada daging yang dimasak sampai matang.
PAH (Polisiklik Aromatik Hidrokarbon) terserap dalam daging dari asap dan api yang tercipta karena melelehnya lemak pada arang yang menyala (misalnya saat memanggang sate).
6. Sarat Dengan Lemak Dan Kolesterol
Penelitian demi penelitian dengan jelas menunjukkan bahwa daging sapi, babi unggas dan domba, bahkan dicemari kuman, mengandung lemak jenuh dan kolesterol dalam jumlah besar (hewan pedaging memiliki 30 kali lemak jenuh lebih banyak daripada hewan sejenis normal), sehingga membantu menyesakkan pembuluh darah, rumah sakit dan pekuburan.
Tidaklah mengherankan jika pemakan daging umurnya lebih pendek. Penelitian mancanegara menunjukkan bahwa suku Eskimo, Greenland dan Kurgi (Rusia) merupakan konsumen daging tertinggi di dunia. Kelompok ini memiliki hidup lebih rendah, bisa mencapai serendah 30 tahun saja.
Sebagai perbandingan, suku Hunza (Pakistan), Toda (India Timur), Kaukasia (Rusia) dan suku Indian Yukatan hidup dalam kondisi yang keras, dan hampir tidak memakan daging hewan sama sekali. Mereka rata-rata bisa hidup sampai 90-100 tahun.
Suku Hunza tidak mengenal usia pensiun, masih enerjik pada usia 80-an dan banyak yang melewati usia 100 tahun.
7. Sarat Dengan Senyawa Hasil Rekayasa Genetika
Hewan pedaging memang masih belum dirubah genetikanya (minimal sampai sekarang), namun mereka diberi makan makanan yang telah direkayasa genetikanya, misalnya: jagung, kentang dan kedele. Bahan makanan hasil rekayasa ini dapat menimbulkan alergi (ruam dan gatal), pening dan gangguan pernafasan. Dalam kasus yang parah, dapat mengakibatkan shok anaphylaktik dan kematian.
Para pakar berhipotesa bahwa dampak membahayakan makanan produk rekayasa ini dapat masuk dalam tubuh manusia dalam bentuk yang lebih pekat (pestisida) dalam daging tercemar dari pada dalam makanan nabati.
Makanan nabati mengandung jauh lebih sedikit residu pestisida daripada makanan hewani karena jum lah pestisida semakin bertambah ketika satu hewan memakan hewan lainnya. Ketika seekor sapi memakan rumput atau jagung, pestisida pada tumbuhan ini sebagian besar akan tersimpan dalam bentuk padat dalam lemak tubuh hewan tersebut. Pestisida ini kemudian diwariskan secara utuh kepada manusia ketika kita mengkonsumsi daging dan susu hewan tersebut. Memang hewan tidak secara langsung diberi pestisida, residu pestisida semakin banyak berkumpul dalam lemak tubuhnya karena “pencemaran lingkungan”.
Bahkan produk daging yang sudah diproses tidak luput dari efek rekayasa genetika. Pada bulan Maret 2001 di AS, ditemukan bahwa bijiran sarapan jagung (Kelogg’s veggie corn dog) mengandung berbagai jenis jagung yang sudah direkayasa gennya.
to be continue...
Langganan:
Postingan (Atom)