Selasa, 26 April 2011

PERCAYA KEPADA KUASA ILAHI


Iman dan percaya kepada Allah merupakan landasan dari seluruh hukum kesehatan lainnya. Ini adalah hu-kum yang paling esensial untuk dipraktekkan sehari-hari. Sementara seorang ateis bisa mencapai kesehatan dan mengikuti ketujuh hukum kesehatan, namun kesehatan yang sempurna dimungkinkan hanya oleh mengikutsertakan hukum-hukum kesehat-an kedelapan, yaitu kerjasama antara manusia dan kuasa ilahi.
“Hendaklah kita bekerja sama dengan Allah dalam memelihara tubuh kita, Kasih kepada Allah adalah esensial bagi kehidupan maupun kesehatan. Iman pada Tuhan adalah esensial bagi kesehatan. Agar memiliki kesehatan sempurna, hati kita harus dipenuhi dengan kasih dan pengharapan dan sukacita di dalam Tuhan.” E.G. White, My Life Today, hlm. 149
Puncak kesehatan jasmani, pikirani dan rohani hanya dapat dicapai dengan bermitra dengan kuasa ilahi. Semakin baik kesehatan seseorang secara keseluruhan, semakin besar kesanggupannya untuk menghormat dan memuliakan Pencipta dan Penebus umat manusia dengan memantulkan tabiatNya kepada dunia.

Berhubungan dengan Kuasa Ilahi
Menghasilkan
Kesehatan Jasmani, Mental dan Rohani
Melalui
Penurutan Hukum-hukum Sorga
Menyiapkan
Umat Tuhan yang Sepenuhnya Memantulkan DiriNya

Hubungan manusia-ilahi terjadi di otak bagian depan. “Saraf-saraf otak yang berkomunikasi dengan seluruh sistem (tubuh) adalah satu-satunya medium yang me-laluinya Sorga dapat berkomunikasi dengan manusia dan mempengaruhi batinnya. Apapun yang meng-ganggu aliran arus listrik dalam sistem saraf akan melemahkan kekuatan tenaga vital, dan mengakibat-kan kematian kepekaan pikiran.” E.G. White, My Life Today, hlm. 148.


KESEHATAN SORGAWI YANG SEMPURNA
Dapat dicapai melalui:
Hubungan kita dengan Tuhan
Hubungan kita dengan hukum-hukum Sorga
Pelayanan kita kepada Tuhan
Pelayanan kita kepada orang lain

HUBUNGAN KITA DENGAN TUHAN
Kita adalah milik Tuhan yang sah melalui penciptaan dan penebusan. “Lihatlah betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah.” (1 Yohanes 3:1).
Milik Allah oleh Penciptaan
“Berfirmanlah Allah: ‘Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita” (Kejadian 1:26). “Diciptakan menurut ‘gambar dan kemuliaan Allah,’ Adam dan Hawa sudah menerima karunia yang  melayakkan mereka bagi tujuan yang tinggi. Selaras dan simetris dalam bentuk, teratur dan indah dalam penampilan, wajah mereka bersinar dengan raut yang sehat dan cahaya sukacita dan pengharapan, mereka memantulkan kemiripan seperti Pencipta mereka…. Manusia keluar dari tangan Allah memiliki kesem-purnaan dalam kemampuan berpikir dan tubuh; sempurna pula dalam kesehatan,” E.G. White, My Life Today, hlm. 126.

Milik Allah oleh Penebusan
“Tidak tahukah kamu,… bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harga-nya telah lunas dibayar; Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!” (1 Korintus 6:19, 20).
“Manusia adalah buatan tangan Allah, karya agungNya, diciptakan untuk tujuan yang tinggi dan suci; dan pada setiap bagian bait tubuh manusia Allah ingin menuliskan hukumNya. Setiap urat dan otot, setiap kemampuan pikirani dan jasmani, harus dipeli-hara suci… Jika kita menajiskan tubuh kita, kita bukan hanya membahayakan diri sendiri, tetapi juga kepada banyak orang lain.” E.G. White, Reflecting Christ, hlm. 165.
“Ada pelajaran penting bagi kita bila kita mengerti hubungan kita dengan Allah, dan hubungan Dia dengan kita. Perkataan “Tidak tahukah kamu,… bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas diba-yar” harus ditulis dalam ingatan setiap orang, sehingga kita boleh mengakui hak Allah atas talenta-talenta kita, harta kita, pengaruh kita, diri kita masing-masing. Kita harus belajar bagaimana memperlakukan pemberian Allah ini, dalam pikiran, dalam jiwa, dalam tubuh, sehingga sebagai milik Kristus yang telah dibeli, kita boleh melakukan pelayanan yang sehat dan menyenangkan Dia.” E.G. White, Reflecting Christ, hlm. 138.

HUBUNGAN KITA DENGAN HUKUM-HUKUM SORGA
Hukum yang sama yang mengatur bintang dan atom mengendalikan kehidupan manusia…. Dari Dia (Allah) segenap kehidupan berasal… Melanggar hukumNya, baik jasmani, mental maupun moral, adalah menem-patkan seseorang tidak harmonis dengan semesta, mengundang kekacauan, anarki, kebinasaan.” E.G. White, Medical Ministry, hlm. 10.
Kepada makhluk ciptaan Allah dipercayakan kewajiban yang suci sebagai berikut:
·       Mengakui hak cipta Allah atas semua hukum-hukum
·       Belajar untuk mengerti hukum-hukum Allah
·       Menerapkan hukum-hukum Allah dalam praktek kehidupan sehari-hari.
Mengakui Hak Cipta Allah atas Semua Hukum-hukum
 Allah adalah pembuat segala hukum. Hukum-hukum ini mencakup:
·          Hukum moral atau sepuluh hukum
·          Hukum yang mengatur dunia dan semesta
·          Hukum yang mengatur fungsi tubuh

Alkitab mengajarkan bagaimana manusia menghu-bungkan diri dengan hukum-hukum Sorgawi.
o    Yesus hidup dalam penurutan yang sempurna kepada kehendak BapaNya di sorga. “Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehen-dak Dia yang telah mengutus Aku.” (Yohanes 6:38).
o    Pengikut-pengikut Kristus hendaknya mengikuti teladanNya. "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.” (Yohanes 14:15).
o    Tuhan mewajibkan semua orang menghormati hukum-hukumNya yang mengatur bait tubuhnya. “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu.” (1 Korintus 3:16, 17).
o          
Hubungan yang Ideal
Antara Allah dan Manusia
”Aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku;
Taurat-Mu ada dalam dadaku.”
Mazmur 40:8

Belajar Mengerti Hukum-hukum Tubuh
“Tangan-Mu telah menjadikan aku dan membentuk aku, berilah aku pengertian, supaya aku dapat belajar perintah-perintah-Mu.” (Mazmur 119:73).

Bukanlah hak istimewa, melainkan kewajiban yang suci bagi masing-masing orang untuk me-ngerti hukum-hukum Allah di dalam diri mereka… Dan ketika mereka lebih mengerti tubuh manusia se-penuhnya…mereka akan membuat agar tubuh mere-ka tunduk kepada kuasa pikiran yang  mulia itu.” E.G. White, My Life Today, hlm. 148.


PIKIRAN MENGATUR—TUBUH MELAYANI
Setiap organ tubuh diciptakan untuk menjadi hamba dari pikiran. Otak adalah ibukota tubuh, tempat kedudukan dari semua kekuatan saraf dan tindakan mental…. Oleh saraf-saraf otak, kesan-kesan pikiran (mental) disampaikan ke seluruh saraf tubuh…dan saraf ini mengatur tindakan yang vital dari setiap bagian dalam sistem itu.
E.G. White, My Life Today, hlm. 148.

“Pimpinlah mereka (umat) untuk mempelajari organis-me yang ajaib itu, yaitu tubuh manusia, dan hukum-hukum yang mengaturnya.” Sementara mereka mem-peroleh pengertian yang benar mengenai Allah oleh mempelajari hukum-hukum alamNya, mereka “akan mencapai suatu taraf di mana mereka memandang tugas dan kewajiban mereka dari sudut pandang yang sama sekali berbeda. Gantinya memandang kepada penurutan akan hukum-hukum kesehatan sebagai suatu pengorbanan dan penyangkalan diri, mereka akan menghargainya sebagai berkat yang tak ternilai.”  E.G. White, Reflecting Christ, hlm. 238.

Menerapkan Hukum-hukum Allah dalam Ke-hidupan Sehari-hari
Alkitab mengajarkan bahwa kesehatan tidaklah ter-gantung kepada kesempatan; kesehatan adalah aki-bat dari penurutan kepada hukum-hukum Allah. "Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan apa yang benar di mata-Nya, dan memasang telingamu kepada perintah-perintah-Nya dan tetap mengikuti segala ketetapan-Nya, maka Aku tidak akan menimpakan kepadamu penyakit mana pun, yang telah Kutim-pakan kepada orang Mesir; sebab Aku TUHANlah yang menyembuhkan engkau." (Keluaran 15:26).
Yesus adalah Penyembuh yang Agung. Melalui penurutan kepada semua hukum-hukumNya, kita bekerja sama dengan Dia bukan saja untuk menjaga kesehatan, melainkan juga untuk menyembuhkan penyakit.
“Biarlah pada dokter mengajar masyarakat bahwa kemampuan pemulihan bukan terdapat da-lam obat, melainkan di alam. Penyakit adalah usaha alam untuk membebaskan tubuh dari kon-disi sebagai akibat dari pelanggaran hukum-hukum kesehatan. Dalam kasus penyakit, penyebab-nya harus dicari. Kondisi yang tidak sehat haruslah diubah, kebiasaan salah harus diperbaiki. Kemudian, alam harus dibantu dalam usahanya untuk membuang sampah-sampah dari dalam tubuh dan memulihkan kembali kondisi tubuh yang baik.” E.G. White, Ministry of Healing, hlm. 127.
“Dalam mengajarkan prinsip-prinsip kesehatan, ingatlah selalu bahwa sasaran utama reformasi—bahwa tujuannya adalah mencapai perkembangan tertinggi dari tubuh dan pikiran dan jiwa. Tunjukkan-lah bahwa hukum-hukum alam, merupakan hukum Allah, dibuat untuk kebaikan kita; bahwa penurut-an kepada hukum-hukum ini meningkatkan keba-hagiaan dalam hidup ini, dan menolong memper-siapkan untuk kehidupan yang akan datang.” E.G. White, Reflecting Christ, hlm. 238.

PELAYANAN KITA KEPADA TUHAN
‘Dari setiap orang Kristen, Tuhan meminta pertumbuh-an baik dalam kecakapan maupun kemampuan dalam setiap bidang. Kristus sudah membayar upah kita, dengan darahNya sendiri dan penderitaanNya, agar mendapatkan pelayanan kita secara sukarela. Ia datang ke dunia untuk memberi kita suatu teladan bagaimana kita harus bekerja dan roh apa yang kita bawa ke dalam pekerjaan kita.” E.G. White, Christ’s Object Lessons, hlm. 330, 331.
Sebagaimana pastinya tempat disediakan bagi kita di istana sorga, demikianlah juga tempat khusus disiapkan di bumi di mana kita diminta untuk bekerja bagi Allah.” E.G. White, Christ’s Object Lessons, hlm. 327.

Gangguan Kesehatan Melemahkan Pelayan-an Kita
“Tanpa kesehatan, tak seorangpun dapat mengerti dengan jelas atau memenuhi tugasnya secara sem-purna kepada dirinya, kepada sesamanya, atau kepa-da Penciptanya.” E.G. White, Reflecting Christ, hlm. 137.
Penyalahgunaan kuasa jasmani mengurangi jangka waktu pendayagunaan kehidupan kita un-tuk kemuliaan Allah. Dan membuat kita tidak layak untuk menyelesaikan pekerjaan yang telah diberi-kan Allah kepada kita untuk dilakukan. Dengan mengizinkan diri kita membentuk kebiasaan yang salah, dengan tidak tidur sampai larut malam, dengan memuaskan selera sehingga merusak kesehatan, kita meletakkan dasar untuk kelemahan tubuh. Oleh melalaikan bergerak badan, kerja pikiran dan tubuh yang berlebihan, kita membuat tidak berimbangnya sistem saraf.” E.G. White, Reflecting Christ, hlm. 140.
“Senangkah Allah melihat organ manapun atau kemampuan manapun yang Ia telah berikan kepada manusia dilalaikan, disalahgunakan, atau tidak sehat dan tidak bekerja baik? Maka pupuklah karunia iman. Bangkitlah dan kalahkanlah setiap praktek yang merusak bait tubuh.” E.G. White, Reflecting Christ, hlm. 136.





Iman yang Mengalahkan
setiap kebiasaan tidak sehat
Sebab semua yang lahir dari Allah,
mengalahkan dunia,
”Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia; Iman kita.”
1 Yohanes 5:4.

Kesehatan yang Optimal Menguatkan Pelayanan Kita
“Karena pikiran dan jiwa diekspresikan melalui tubuh, baik kuasa mental maupun spiritual sangat tergantung kepada tenaga jasmani dan kegiatan jasmani; apapun yang meningkatkan kesehatan jasmani akan mening-katkan pengembangan pikirani dan tabiat yang seimbang.” .G. White, Reflecting Christ, hlm. 137.

     Berjuanglah demi Kesehatan Jasmani Prima

Mereka yang mau menjadi pekerja dengan Allah harus berjuang untuk mencapai kesempurnaan dari setiap organ tubuh dan mutu pikiran.” E.G. White, Christ’s Object Lessons, hlm. 330.
“Semua kebiasaan, selera dan kecenderungan harus dididik setuju dengan hukum kesehatan. De-ngan perantaran ini kita bisa mencapai kondisi jasma-niah prima dan mencapai kejernihan pikirani untuk dapat membedakan yang jahat dan yang baik.” E. G. White, Christian Temperance and Bible Hygiene, hlm. 25.
“Pengaruh pikiran terhadap tubuh, dan pengaruh tubuh terhadap pikiran, harus ditekankan.” Ada kuasa luar biasa yang meningkatkan kesehatan dan sifat yang seperti Kristus yaitu sukacita, tidak mementing-kan diri, dan rasa syukur. “Daya llistrik dalam otak, dikuatkan oleh aktivitas mental (pikiran), menghidup-kan seluruh sistem, dan merupakan suatu penolong yang tak ternilai dalam melawan penyakit…. Ada suatu kebenaran fisiologis…dalam Alkitab, yaitu “Hati yang gembira adalah obat yang manjur.” (Amsal 17:22), E.G. White, Reflecting Christ, hlm. 137.

Berjuanglah demi Kesehatan Rohani Prima

“Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seper-ti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.” (Matius 5:48).
“Kesempurnaan moral diwajibkan untuk semua orang. Kita tidak boleh menurunkan standar kebenar-an kita untuk memberi peluang bagi pelanggaran kita baik karena kecenderungan bawaan maupun karena dipupuk. Harus dimengerti bahwa ketidak-sempurnaan tabiat adalah dosa. Semua sifat-sifat tabiat yang benar tinggal di dalam Allah yang adalah sempur-na dan harmonis, dan setiap orang yang menerima Kristus sebagai Juruselamat pribadi mempunyai kesempatan untuk memiliki sifat-sifat ini.” E.G. White, My Life Today, hlm. 271.

PELAYANAN KITA UNTUK ORANG LAIN
Yesus memberi peraturan kehidupan: "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang per-buat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.” (Matius 7:12). Peraturan emas ini adalah penuntun pelayanan kita kepada orang lain.
Pengajaran dan Penyembuhan dengan cara yang berkenan kepada Alah adalah bagian yang utama dari pelayanan kepada orang lain.“ Dan Ia mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang, (Lukas 9:2). “Perintah Juruselamat kepada murid-muridNya adalah termasuk kepada semua umat percaya sampai akhir zaman…. Tidak pernah kebutuhan dunia akan pengajaran dan penyembuhan lebih besar daripada zaman ini. Dunia penuh dengan orang-orang yang perlu dilayani—mereka yang lemah, yang tidak berdaya, yang tidak berpengetahuan, yang tercampak.” E.G. White, My Life Today, hlm. 226.

“Kristus mempercayakan kepada pengikut-pengikut-Nya satu pekerjaan perorangan…. Pelayanan kepada orang sakit dan orang miskin, memberitakan Injil kepada orang yang hilang, janganlah diserahkan kepada badan atau organisasi amal. Tanggung jawab perorangan, usaha perorangan, pengorbanan pero-rangan, adalah tuntutan Injil.” E.G. White, Reflecting Christ, hlm. 238.

Melayani Orang Lain—Panggilan kita yang Mulia
“Pengikut-pengikut Kristus telah ditebus untuk mela-yani. Tuhan kita mengajarkan bahwa tujuan sejati dari kehidupan adalah pelayanan. Kristus sendiri adalah seorang pekerja, dan kepada semua pengikut-Nya Ia memberikan hukum untuk melayani—melayani Allah dan sesama manusia…. Oleh kehidupan mela-yani orang lain manusia dibawa dekat dengan Kristus. Hukum pelayanan menjadi mata rantai penghu-bung yang mengikat kita kepada Allah dan kepada sesama manusia.” E. G. White, My Life Today, hlm. 218.

HUKUM PELAYANAN
Suatu pelayanan Kasih
“[Yesus Kristus] yang telah menyerahkan diri-Nya bagi
kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan
dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat,
kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik.”
(Titus 2:14).

“Umat Tuhan haruslah menjadi misionaris kesehatan yang sejati. Mereka harus belajar melayani kebutuhan dari jiwa dan tubuh.
o    Mereka harus mengetahui bagaimana memberi perawatan yang sederhana yang dapat menghi-langkan perasaan sakit dan menghilangkan penyakit.
o    Mereka harus mengenal prinsip-prinsip reformasi kesehatan, supaya dapat menunjukkan kepada orang lain bagaimana penyakit bisa dicegah dan kesehatan dapat kembali, oleh kebiasaan-kebiasa-an makan, minum dan berpakaian yang benar.

Tabib Agung kita…akan memberkati setiap orang yang akan maju dengan kerendahan hati dengan ber-gantung kepadaNya, berupaya untuk membagi kebenaran untuk zaman ini.” E.G. White, My Life Today, hlm. 226.

Melayani Orang Lain—Kesehatan yang Menyelamatkan Kita
Alkitab mengajarkan bahwa berbuat baik untuk orang lain adalah obat yang baik untuk penyakit. Kita sendiri menerima berkat kesehatan sementara kita bekerja untuk memberkati orang-orang yang membutuhkan. “Supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian … Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN barisan belakangmu.” (Yesaya 58:7,8). “Pekerjaan kebajikan yang dimaksud dalam pasal ini (Yesaya 58) adalah pekerjaan yang diminta Allah agar dilakukan oleh umatNya pada zaman ini.” E.G. White, Testimonies, Volume 6, hlm. 265.
“Senang berbuat baik bagi orang lain menim-bulkan kehangatan kepada perasaan yang meng-alir ke dalam saraf-saraf, melancarkan aliran darah, dan meningkatkan kesehatan pikiran dan jasmani.” E.G. White, My Life Today, hlm. 246.




Tujuan Hidup yang Utama
    Kehidupan adalah suatu kepercayaan yang suci, yang Allah sendiri dapat menyanggupkan kita untuk dapat memeliharanya, dan menggunakan-nya untuk kemuliaanNya. Tetapi Ia yang mem-bentuk rangka tubuh yang ajaib akan memeliha-ranya secara khusus dalam keadaan teratur jika manusia tidak bertindak berlawanan dengan Dia…Hari, bulan dan tahun ditambahkan kepada keberadaan kita supaya kita boleh memperbaiki kesempatan kita dan keuntungan kita untuk menghasilkan keselamatan pribadi kita, dan oleh hidup kita yang tak serakah akan meningkatkan kesejahteraan orang-orang lain. Dengan demiki-an kita boleh membangun Kerajaan Kristus,dan menyatakan kemuliaan Allah.
    E.G. White, Reflecting Christ, hlm. 152.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar